Teori Masuknya Islam Ke Nusantara
Berbicara mengenai proses awal masuknya Islam ke Nusantara, selalu dikaitkan dengan aktivitas pelayaran dan perdagangan yang dilakukan oleh umat muslim dari seluruh pelosok dunia ke Nusantara, karena memang Nusantara sebelum abad ke-7 M sudah menjadi daerah transit jalur pelayaran dan perdagangan dunia yang menghubungkan antara para pedagang Cina, India, Persia dan Arab. Selain sebagai pedagang, mereka juga menjalankan suatu dakwah islamiah dalam rangka menyebarluaskan ajaran Islam diwilayah yang mereka singgahi. Hal ini menyebabkan wilayah yang pertama kali mendapatkan pengaruh dari agama Islam adalah wilayah pesisir karena berkumpulnya para pedagang muslim ini menyebabkan terjadinya akulturasi budaya antara kaum pendatang dengan kaum pribumi.
Awal penyebaran Islam ke Nusantara melalui pelayaran dan perdagangan memang bukanlah suatu hal yang mengherankan, karena sebelum masuknya Islam-pun, Nusantara telah dipengaruhi oleh ajaran Hindu-Budha dengan melalui proses pelayaran dan perdagangan yang sama dengan masuknya Islam ke Nusantara. akan tetapi yang menjadi permasalahan sampai sekarang adalah asal dari agama Islam yang tersebarluas di Nusantara? apakah langsung berasal dari Arab atau berasal dari wilayah muslim di luar Arab?, karena memang umat muslim yang melakukan perdangan di Nusantara bukan hanya berasal dari Arab namun ada juga yang berasal dari luar Arab seperti Cina, India, dan Persia. Maka untuk menjawab permasalahan tersebut para ahli mencoba untuk memberikan penjelasan dan teorinya masing-masing beserta bukti-bukti serta argumen-argumen yang menguatkan teorinya tersebut. dimulai dari yang pertama:
Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. adapaun dasar dari teori ini adalah:
- Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia
- Telah lama adanya hubungan dagang Indonesia dengan India melalui jalur Indonesia-Cambay-Timur Tengah-Eropa
- Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1927 yang bercorak khas Gujarat.
adapun pendukung dari teori ini adalah Pijnapel, Snouck Hourgronje, Moquette. Pijnapel merupakan tokoh yang mencetuskan teori ini pertama kali pada tahun 1872, berdasarkan terjemahan berbahasa Prancis tentang perjalanan Sulaeman, Marcopolo, dan Ibnu Battuta, ia menyimpulkan bahwa oarang-orang Arab yang bermahzab Syafi'i dari Gujarat dan Malabar di India adalah yang membawa Islam ke Asia Tenggara. ia mendukung teorinya itu dengan mengatakan bahwa melalui perdagangan amat memungkinkan terselenggaranya hubungan antara kedua wilayah ini. sementara itu Snouck Horgronje berpendapat bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia bukanlah berasal dari Arab, tetapi dari India karena sudah terjalin hubungan antara India dengan Indonesia dan adanya inskripsi tertua tentang Islam yang terdapat di Sumatra mengindikasikan adanya hubungan antaras Sumatra dan Gujarat, dalam hal ini Snouck Horgronje berpendapat bahwa para pedagang kota pelabuhan Dakka di India selatan sebagai pembawa Islam ke wilayah baru ini. kemudian dijelaskan pula bahwa daerah yang pertama kali dimasuki adalah Kesultanan Samudra Pasai pada abad ke-13. namun snouck tidak menjelaskan antara masuk dan berkembangnya Islam , tidak ada penjelasan mengenai Gujarat menganut mazhab apa dan Samudra Pasai menganut mazhab apa ?mungkinkah Islam begitu masuk ke Samudra Pasai langsung mendirikan pusat politik atau kesultanan ?
Prof. Dr. Buya Hamka dalam Seminar Masuknya Islam ke Indonesia di Medan (1963) menyatakan bahwa Islam di Indonesia langsung berasal dari Arab (Mekkah) atau yang dikenal dengan terori Arab (Makkah), teori ini merupakan teori sanggahan terhadap teori Gujarat yang menyatakan Islam berasal dari Gujarat, Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke- 7 M dan pembawanya berasal dari Arab. adapun dasar dari teori ini adalah:
- Pada abad ke 7 M yaitu tahun 674 dipantai Barat Sumatra terdapat perkampungan Islam (Arab), dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4 M. hal ini juga sesuai dengan berita Cina Dinasti Tang yang menyatakan bahwa ditemukannya daerah hunian wirausahawan Arab Islam di pantai Barat Sumatra maka disimpulkan Islam masuk dari daerah asalnya Arab.
- Kerajaan Samudra Pasai menganut mazhab Syafi'i, dimana pengaruh mazhab Syafi'i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah, sedangkan Gujarat menganut mazhab Hanafi
- Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al-Malik, yaitu gelar yang berasal dari Arab.
Dalam teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke-Indonesia pada abad ke 13 M dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). dasar dari teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh Dr. Hoesein Djajadiningrat. adapun kesamaan budaya tersebut meliputi:
- Adanya peringatan 10 Muharam atau Asyura yang merupakan tradisi yang berkembang dalam masyarakat Syiah untuk memperingati hari kematian Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad SAW. di Sumatra Barat disebut dengan Tabuik/Tabut, di Bengkulu juga disebut dengan upacar Tabut/Tabot. di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
- persamaan antara ajaran al-Hallaj, tokoh Sufi Iran dengan ajaran Syeikh Siti Jenar.
Prof. Dr. Slamet Muljana, 1968 dalam "Runtuhnya Keradjaan Hindu Djawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara", tidak hanya berpednapat bahwa Sultan Demak adalah orang China. namun juga menyimpulkan bahwa para Wali Sanga adalah orang peranakan Cina. Pendapat ini bertolak dari Kronik Klenteng Sam Po Kong. misalnya Sultan Demak Panembahan Fatah ditulis dengan Panembahan Jin Bun, Arya Damar sebagai pengasuh Panembahan Jin Bun pada saat di Palembang , bernama Cina Swan Liong, Sultan Trenggana disebut dengan nama Cina Tung Ka Lo. sedangkan Wali Sanga antara lain, Sunan Ampel dengan nama Cina Bong Swi Hoo, Sunan Gunung Jati dengan nama Cina Toh A Bo.
Sebenarnya menurut budaya Cina dalam penulisan sejarah nama tempat yang bukan negeri Cina, dan nama orang yang bukan Cina, juga dicinakan penulisannya. inilah salah satu kekurangan dari teori ini, karena sedikit aneh jika kita menyimpulkan bahwa semua pelaku sejarah yang namanya dicinakan semuanya adalah orang Cina, mengingat budaya Cina yang selalu memberikan nama Cina bagi pelaku sejarah non-Cina. meskipun begitu memang tidak dapat dipungkiri, pengaruh Cina sangat kental dalam arsitektur pada Mesjid Kuno di Demak, Banten. selain itu perlu diketahui pula bahwa pada abad ke 8 M s/d 11 M sudah ada pemukiman Arab muslim diwilayah Cina dan di Campa yang memang sudah melakukan hubungan dagang dengan Indonesia.
0 Response to "Teori Masuknya Islam Ke Nusantara"
Posting Komentar